Laman

Senin, 06 Oktober 2014

Pengembangan Desa dan Komunitas Wisata di Bandung



Wilayah Indonesia sebagian besar adalah perdesaan dengan mata pencaharian penduduk bekerja di sektor pertanian. Sayangnya, jumlah penduduk miskin terbesar juga terdapat di perdesaan.
Beberapa Negara dewasa ini telah mengembangkan kepariwisataan sampai ke desa-desa dengan memajukan potensi lokal. Pariwisata diharapkan dapat memberikan peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga lokal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam dan budaya yang dapat menjadi daya tarik pariwisata. Salah satu yang juga dapat menjadi daya tarik adalah desa tradisional yang dikembangkan menjadi desa wisata.
Pengentasan kemiskinan saat ini menjadi isu utama yang direkomendasikan United Nations World Tourism Organization (UNWTO), bekerjasama dengan pemerintah dan dengan keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan PBB mewujudkan MDG’s (Millenium Development Goals) untuk secara bertahap mengurangi kemiskinan secara komprehensif (Frangialli, 2006). PBB mencanangkan program MDGs pada September 2000 dan menjadikan masalah kemiskinan dan aksi pengentasannya menjadi wacana dan agenda prioritas negara-negara di dunia, terutama yang ikut menandatangani deklarasi MDGs. PBB menargetkan untuk dapat menghapuskan separuh jumlah penduduk miskin di dunia pada tahun 2015 mendatang. UNWTO, Badan PBB yang bergerak di bidang kepariwisataan, dan lembaga terkait lainnya turut pula mengampanyekan pariwisata sebagai salah satu alat untuk memerangi kemiskinan.
Beberapa Negara dewasa ini telah mengembangkan kepariwisataan sampai ke desa-desa dengan memajukan potensi lokal. Pariwisata diharapkan dapat memberikan peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga lokal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di Indonesia, pariwisata telah mendukung pencapaian hasil dan kemajuan yang ditunjukkan dengan meningkatnya penerimaa PDB. Dari sisi devisa, tahun 2008 sektor pariwisata menempati urutan keempat sebagai penyumbang devisa terbesar nasional setelah minyak dan gas bumi, minyak kepala sawit, dan karet olahan.
Melihat besarnya peran dan kontribusi pariwisata bagi negara, banyak negara menjadikan kepariwisataan sebagai salah satu sektor andalan dalam perekonomian suatu bangsa. Meskipun telah terjadi beberapa peristiwa yang sempat memberikan dampak negatif pada pariwisata, seperti adanya bencana tsunami dan gempa bumi yang memorakporandakan destinasi pariwisata, ancaman terorisme serta dampak flu burung, namun perlahan-lahan saat ini kepariwisataan, terutama nasional, berangsur-angsur pulih kembali.
Pemulihan kembali Kepariwisataan nasional tidak lepas dari usaha pemerintah untuk menjadikan pembangunan di bidang kepariwisataan sebagai salah satu cara dalam mengurangi kemiskinan. Pembangunan kepariwisataan tersebut salah satunya adalah dengan pengembangan wisata yang mengikutsertakan komunitas lokal. Meskipun demikian, masih banyak pihak yang menyangsikan bahwa pengembangan kepariwisataan dapat memberikan kontribusi yang secara signifikan memberikan peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal. Paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan pun menjadi beragam, guna mengembangkan diversifikasi produk/paket. Wisata budaya menjadi salah satu yang diminati wisatawan, karena selain menikmati keindahan panorama alam, juga dapat menyaksikan keunikan tradisi masyarakat yang dikunjungi.
Hari Pariwisata Dunia (World Tourism Day) ditetapkan oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO) dan dirayakan setiap tanggal 27 September. World Tourism Day 2014 mengangkat tema “Tourism and Community Development.” Hari Pariwisata Dunia merupakan momentum penting untuk mengembangkan potensi pariwisata, khususnya di daerah Bandung dan area sekitarnya. Bandung merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia karna merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat, selain itu bandung juga memiliki keadaan alam yang bisa dibilang indah dan baik untuk dijadikan objek wisata.
Selain sebagai kota yang mengalami moderinisasi, bandung juga tetap menjaga kearifan lokalnya. Sehingga banyak didirikan kampung desa di daerah Bandung. Pengembangan wisata pedesaan dan desa wisata sebagai aset pariwisata menjadi alternatif yang dipandang sangat strategis, khususnya terkaitnya dengan keragaman budaya dan keunikan alam di Bandung. Pengembangan wisata pedesaan dan desa wisata dianggap membuka peluang kunjungan, meminimalkan gelombang urbanisasi dan menciptakan aktifitas ekonomi di pedesaan sehingga akan dapat menjadi ide yang efektif dalam mendorong pengembangan bidang sosial budaya dan ekonomi masyarakat pedesaan khususnya di bidang kepariwisataan.
Banyak sekali desa di Bandung yang memiliki penduduk yang masih memegang teguh tradisi dan budaya asli, alam dan lingkungan dan masih terjaga kelestariannya. Hal ini merupakan modal utama dalam pendirian atau pembentukan desa wisata yang harus dilengkapi berbagai fasilitas pendukung untuk menunjang kegiatan kepariwisataan, untuk memberi kemudahan para pengunjung. Salain sebagai sarana rekreasi, desa wisata di Bandung juga memiliki fungsi edukatif yang mengajarkan tentang kebudayaan lokal sunda. Sehingga warga Bandung yang tinggal di pusat Kota tidak kehilangan jati dirinya sebagai orang sunda yang berbudaya.
Selain itu tujuan didirikannya desa wisata adalah untuk meningkatkan pendapatan warga di desa tersebut, dan juga untuk pemerataan penduduk di daerah Bandung, karena dengan ini dapat meminimalisir angka perpindahan penduduk ke pusat Kota.
Salah satu Desa Wisata di Bandung adalah Kampung Seni dan Wisata Manglayang yang berada di desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Kampung Seni dan Wisata Manglayang merupakan tempat untuk menikmati seni dan budaya Sunda dalam nuansa alam dan tradisi bersahaja. Kampung seni ini tepat berada di kaki Gunung Manglayang dengan luas 1,8 hektar. Setiap malam minggu tempat ini menyajikan beragam pertunjukan budaya Sunda. Pekan pertama pertunjukan wayang golek, pekan kedua seni benjang, pekan ketiga ketuk tilu, dan pekan keempat menampilkan seni tradisional dan modern misalnya pop Sunda. Acara digelar dari pukul 8 malam hingga tengah malamnya.
Selain pertunjukan tradisional tempat ini juga mengenalkan beragam permainan tradisional untuk anak-anak misalnya permainan egrang. Sebuah alat permainan tradisional berjalan sambil naik potongan bambu dengan pijakan kaki berketinggian sekitar setengah meter di atas tanah. Ada juga mainan gasing kayu atau bermain karet gelang. Permainan bedil-bedilan juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan kertas basah sebagai peluru lalu dimasukkan ke potongan bambu kecil.
Namun sangat disayangkan kita masih sulit mencari desa wisata atau komunitas wisata di daerah Bandung. Hal itu karena jumlahnya yang masih sedikit, serta kebanyakan wisatawan lokal dan mancanegara hanya mencari destinasi wisata yang modern di pusat kota. Hal itu dapat mengancam kebudayaan sunda khususnya yang berada di Bandung.
Pada tahun 2013, pemerintah Provinsi Jawa Barat merencanakan pembanguan kampung Asia-Afrika di  kawasan Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Namun rencana ini masih terkendala masalah masalah lahan yang belum sepenuhnya tersedia. Dalam perencanaan, Kampung Asia-Afrika akan didirikan diatas lahan kurang lebih 3.000 hektar. Jelas untuk membangun kawasan wisata seluas ini dibutuhkan dana untuk pembebasan lahan dari masyarakat sekitar, yang saat ini sebagian besar lahannya masih berupa perkebunan.
Sangat diharapkan rencana pembangunan Kampung Asia Afrika tersebut dapat segera direalisasikan. Sebab, keberadaan Kampung Asia Afrika sangat menguntungkan bagi Pemkab KBB karena dapat menjadi salah satu tujuan wisata dan pendidikan baru. Hal ini dapat menambah pendapatan daerah Kabupaten Bandung Barat, yang selama ini hanya mengandalkan dari pertambangan gunung kapur yang suatu saat akan habis. Kawasan wisata budaya seperti ini sangat diharapkan untuk media belajar berbasis budaya dan lingkungan.
selain membangun Kampung Asia Afrika, di kawasan tersebut rencananya akan dibangun pula kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pembangunan kawasan ibu kota dan pusat pemerintahan Pemprov Jabar. Jika semua rencana iutu terwujud kawasan itu akan menjadikan kawasan Cikalongwetan sebagai suatu kawasan terpadu. Kawasan itu nantinya akan didukung oleh jalan interchange tol Warung Domba yang juga saat ini tengah dalam perencanaan
Dengan daya dukung akses jalan tol ke kawasan Walini tersebut, juga akan membuat kawasan Cikalongwetan secara umum berkembang pesat. Belum lagi, daya dukung daerah sekitarnya seperti Kecamatan Cipeundeuy yang sudah ditetapkan sebagai kawasan industri dan perdagangan terpadu sesuai rencana tata ruang dan wilayah KBB.
Gubernur berharap agar keinginan ini tidak bertepuk sebelah tangan. Untuk itu, ia mengaku sangat berharap agar pihak PTPN VIII memberikan respon positif termasuk adanya kesepahaman dengan investor atau pihak ketiga yang akan membangun kawasan tersebut.

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya, mohon tinggalkan komentar :)