Laman

Rabu, 17 Desember 2014

Resume materi Pengantar Ilmu Sosial

SOSIOLOGI
a.      Definisi Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.

b.      Objek Ilmu Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek:
    Objek Material
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
    Objek Formal
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
    Objek budaya
Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.
   Objek Agama
Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.

c.       Sejarah Ilmu Sosiologi
Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.




d.      Manfaat Ilmu Sosiologi

·         Sudut pandang sosiologis menantang pemahaman-pemahaman yang lazim (mapan) mengenai diri kita sendiri dan pihak lain. Hal itu menjadikan kita bisa menilai secara kritis berbagai kebenaran yang didasarkan pada asumsi-asumsi yang dianggap lazim. Dengan berpikir sosiologis, kita bisa mengetahui bahwa gagasan-gagasan yang selama ini kita terima sebagai kebenaran boleh jadi belum tentu benar.
·         Sudut pandang sosiologis memampukan kita untuk menilai peluang-peluang dan hambatan-hambatan yang ada dalam kehidupan kita. Cara berpikir sosiologis akan membantu kita memahami proses yang sesungguhnya terjadi dalam masyarakat. Dengan demikian, kita bisa menempatkan diri secara lebih tepat dan meraih tujuan dengan lebih efektif.
·         Sudut pandang sosiologis akan lebih memampukan kita untuk menjadi partisipan yang aktif dalam kehidupan masyarakat. Tanpa kesadaran mengenai bagaimana sesungguhnya proses-proses dalam masyarakat itu terjadi, kita tak akan pernah bisa mengubah keadaan. Sebaliknya, dengan memahami proses-proses tersebut, kita akan lebih mampu berpartisipasi mengubah masyarakat.
·         Sudut pandang sosiologis membantu kirta untuk menghargai perbedaan umat manusia dan menyiapkan kita dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup dalam dunia yang plural. Sudut pandang sosiologis memampukan kita untuk berpikir secara kritis mengenai kekuatan dan kelemahan berbagai cara hidup masyarakat, termasuk cara hidup kita sendiri.


e.       Hubungan Ilmu Sosiologi Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya
Secara langsung maupun tidak langsung sosiologi berkaitan dengan ilmu-ilmu lain dari berbagai segi kehidupan manusia karena sosiologi adalah ilmu yang mengkaji masyarakat dalam teori dan prakteknya seperti sejarah-ekonomi-politik-antropologi dan psikologi sosial.
1.    Sosiologi dan Sejarah
Merupakan dua ilmu sosial yang sama-sama mengkaji kejadian dan hubungan yang dialami manusia. Sejarah lebih difokuskan pada peristiwa yang terjadi pada masa lampau, juga ingin menemukan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa dan sejarah menaruh perhatian khusus pada sifat-sifat unik dari peristiwa-peristiwa sejarah sedangkan sosiologi hanya mengamati peristiwa-peristiwa yang merupakan proses sosial yang muncul dari hubungan antar manusia dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda.
Artinya, sejarah menyoroti perbedaan-perbedaan yang terjadi pada peristiwa-peristiwa yang sama, sedangkan sosiologi menyoroti persamaan-persamaan yang ada dari peristiwa yang berbeda.
2.    Sosiologi dan Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu yang menyelidiki semua fenomena yang berhubungan dengan usaha-produksi-konsumsi dan distribusi sumber daya.
Contohnya : ekonomi berusaha memecahkan masalah yang timbul karena tidak seimbangnya persediaan pangan dengan jumlah penduduk dengan cara menaikkan produksi bahan pangan.
Sosiologi berusaha melihat permasalahan ini dengan melibatkan unsur-unsur dalam masyarakat misalnya petani
3.    Sosiologi dan Politik
Politik meneliti tentang pemerintah dan menjelaskan kompleksitas- pemerintahan antara lain mempelajari tentang upaya untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan usaha untuk memperoleh kekuasaan-penggunaan kekuasaan. Sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi masyarakat yang bersifat umum untuk memperoleh kekuasaan digambarkan oleh sosiologi sebagai salah satu bentuk persaingan atau konflik.

4.    Sosiologi dan Antropologi
Antropologi memusatkan perhatiannya pada masyarakat tradisional yang masih sederhana kebudayaannya, sedangkan sosiologi mengamati masyarakat-masyarakat modern yang strukturnya sudah kompleks. Jika kita melihat masyarakat yang sedang berada dalam roses peralihan sebagai sebuah proses saling mempengaruhi antara unsur-unsur tradisional dan unsur-unsur modern, maka Antropologi lebih memandang pada unsur-unsur tradisionalnya, sedangkan sosiologi lebih mengamati unsur-unsur yang modern. Intinya sosiologi dan antropologi merupakan dua ilmu sosial yang saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain.
5.    Sosiologi dan Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial meneliti perilaku manusia sebagai individu antara lain meneliti tingkat kepandaian seseorang, kemampuannya, daya ingatannya, impian-impiannya dan perasaan kecewanya. Jadi psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah laku individu yang ditimbulkan dan dipengaruhi oleh situasi-situasi sosial.


ANTROPOLOGI

a.      Definisi Sosiologi
Antropologi berasal dari Bahasa Yunani “anthropos” yang artinya manusia dan “logy” atau “logos” yang berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia. Sedangkan pengertian secara harfiah adalah ilmu yang mempelajari tentng manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri, dan memberikan pengertian tentang budaya, tradisi, bahasa, adat istiadat dll.
“Antropologi” berarti “kajian manusia” akan tetapi, yang jelas para pakar antropologi bukan satu-satunya pakar yang berurusan dengan manusia, karena ada juga berbagai spesialis tentang Beethoven, Euripides, Oedipus kompleks dan Perang Boer. Juga bukan berarti bahwa para ahli antropologi hanya mengkaji manusia, sebagian menghabiskan waktunya menerobos rimba Afrika untuk mengkaji primat berbulu.
Anthropology berarti “ilmu tentang manusia” dan dalam istila yang sangat tua. Dahulu istilah itu di gunakan dalam arti yang lain yaitu “ilmu tentang ciri-ciri tubuh manusia”. Dalam perkembangan fase ketiga sejarah perkembangan antropologi, istilah itu mulaui dipakai terutama di Inggris dan Amerika dalam arti yang sama dengan ethnology pada awalnya. Di inggris kemudian di inggris istilah Anthropology malahan yang mendesak istilah ethology dan di Amerika istilah Anthropology di pakai dalam arti yang amat luas, karena meliputi baik bagian-bagian fisik maupun sosial dari “ilmu tentang manusia”. Di Eropa Barat dan Tengah istilah Anthropology dipakai dalam arti khusus, yaitu ilmu tentang ras-ras manusia dipandang dari ciri-ciri fisiknya.



b.      Objek Ilmu Antropologi
Sub-sub bidang kajian antropologi dapat dikategorisasi menurut dua cara, yakni menurut masalah yang dipelajari (budaya dan fisikal) dan menurut kurun waktu terjadinya fenomena yang dipelajari (lampau dan sekarang). Sub-sub bidang kajian antropologi dan cabang ilmu yang mempeljarinya menurut Stanley Wahburn, yaitu :
a. Antropologi ragawi :
Mempelajari tentang evolusi manusia dan hubungan dengan hewan lain, khususnya primat, pada hakikatnya lebih dekat kepada biologi dari pada ilmu sosial. Namun demikian, para ilmuan antropologi budaya tergantung pada informasi dari ilmuwan ragawi mengenai unsur-unsur biologis yang unik pada manusia yang esensial dalam pembentukan kebudayaan. Sebaliknya para ilmuwan antropologi ragawi juga sangat tertarik pada ras manusia. Mereka mempergunakan berbagai konsep budaya untuk klasifikasi ras manusia.
                               
b. Antropologi budaya dan social :
ntropologi budaya mempelajari keseluruhan kebudayaan termasuk perubahan, akulturasi dan difusi kebudayaan sebaliknya konsep kunci dalam antropologi sosial adalah struktur sosial, bukan kebudayaan. Antropologi budaya memfokuskan diri pada pelacakan sejarah dari unsur-unsur kebudayaan, sedangkan antropologi sosial memfokuskan pada pencarian hukum-hukum dan generalisasi tentang lembaga-lembaga sosial. Dengan ringkas dapat dikatakan bahwa antropologi budaya lebih bersifat deskriptif historik, sedangkan antropologi sosial lebih bersifat eksplanatori.
c. Etnografi, etnologi, dan linguistic :
Adalah 3 sub-bidang antropologi yang sangat berdekatan satu dengan lainnya. Etnografi adalah sub-bidang antropologi yang mendeskripsikan secara akurat kebudayaan-kebudayaan yang masih hidup sekarang. Etnologi menaruh perhatian untuk membanding-bandingkan dan menjelaskan kesamaan dan perbedaan antar sistem kebudayaan. Linguistik dikhususkan untuk mendeskripsi dan menganalisis bahasa-bahasa yang dipergunakan dalam berbagai kebudayaan.
d. Arkheologi atau prahistori :
Adalah sub-bidang antropologi yang berusaha merekonstruksi sejarah masyarakat yang tak punya sejarah tertulis dengan cara menggali”artifact” (objek yang berupa benda buatan manusia) dan unsur-unsur kebudayaan lainnya.



c.       Sejarah Ilmu Antropologi
Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
·         Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

·         Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.


·         Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.


·         Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)
Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.
Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

d.      Manfaat Mempelajari Ilmu Antropologi
1. Dapat mengetahui pola prilaku tiap-tiap masyarakat dari berbagai suku bangsa.
2. Dapat mengetahui peran yang harus kita lakukan sesuai dengan harapan warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang.
3. Dapat menimbulkan toleransi yang tinggi yang disebabkan pengetahuan terhadap tata pergaulan masyarakat diseluruh dunia yang mempunyai kekhususan-kekhususan sesuai karakteristik daerah masing-masing.
4. Dapat memperluas wawasan terhadap karakteristik suku bangsa yang berbeda-beda.
5. Dapat mengetahui berbagai macam permasalahan dalam masyarakat sehingga mampu memberi suatu gagasan untuk memecahkan permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakat tersebut.



e.       Hubungan Ilmu Antropologi Dengan Cabang Ilmu-ilmu Sosial Lainnya

·         Hubungan Antropologi dan Ilmu Sejarah
Sejarah, memiliki kaitan yang sangat penting dan erat dengan antropologi karena ilmu sejarah menyumbang fakta dan data masa lampau suatu daerah, sehingga kita dapat mengetahui sejarah dan perkembangan suatu suku bangsa yang akan dijadikan sebagai objek kajian atau penelitian dalam antropologi.

·         Hubungan Antropologi dan Geografi
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi beserta isinya.  Dan isi dari bumi itu sendiri adalah flora, fauna dan bentang alam yang terdapat di permukaan bumi.  Sehingga jika dilihat dari objek kajian geografi yang juga menyebutkan manusia, maka dengan kata lain geografi memerlukan sentuhan antropologi dalam kajiannya.  Hal ini dikarenakan antropologi mempelajari tentang berbagai warna manusia, baik dari segi suku bangsa, etnis, maupun ras.  Begitu pula sebaliknya, antropologi juga memerlukan geografi untuk memepelajari tentang bentang alam. Karena salah satu yang mempengaruhi kebudayaan manusia adalah keadaan lingkungan fisik tempat mereka hidup.

·         Hubungan Antropologi dan Ekonomi
Keadaan masyarakat sangat mempengaruhi kekuatan, proses serta hukum-hukum yang berlaku dalam aktivitas ekonomi masyarakat.  Untuk membangun perekonomian disuatu negara, seorang ahli ekonomi memerlukan bahan komparatif mengenai berbagai unsur kemasyarakatan dalam negara tersebut.  Dan untuk mengumpulkan data-data atau keterangan tersebut ilmu antropologi  sangat diperlukan.  Begitu juga sebaliknya, setiap perubahan yang terjadi dalam bidang ekonomi akan berdampak pada perubahan kebudayaan.

·         Hubungan Antropologi dan Hukum
Antropologi digunakan oleh banyak ahli hukum, terutama hukum adat.  Untuk melakukan penelitian tentang hukum adat yang berlaku di beberapa tempat. Anttropologi penting digunakan karena hukum adat bukan merupakan hukum yang tertulis, melainkan hukum yang timbul dan hidup langsung dalam masyarakat.
Antropologi juga memerlukan bantuan dari ilmu hukum karrena setiap masyarakat pasti mempunyai hukum yang digunakan dalam pengendalian sosial. Hukum yang berlaku dalam masyarakat turut mempengaruhi kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat tersebut. Untuk itu seorang antropolog harus mempunyai pengetahuan umum tentang konsep-konsep hokum secara umum.


PSIKOLOGI SOSIAL
a.      Definisi Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok. Para ahli dalam bidang interdisipliner ini pada umumnya adalah para ahli psikologi atau sosiologi, walaupun semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka.
Psikologi sosial sempat dianggap tidak memiliki peranan penting, tapi kini hal itu mulai berubah. Dalam psikologi modern, psikologi sosial mendapat posisi yang penting. psikologi sosial telah memberikan pencerahan bagaimana pikiran manusia berfungsi dan memperkaya jiwa dari masyarakat kita. Melalui berbagai penelitian laboratorium dan lapangan yang dilakukan secara sistematis, para psikolog sosial telah menunjukkan bahwa untuk dapat memahami perilaku manusia, kita harus mengenali bagaimana peranan situasi, permasalahan, dan budaya.
Walaupun terdapat banyak kesamaan, para ahli riset dalam bidang psikologi dan sosiologi cenderung memiliki perbedaan dalam hal tujuan, pendekatan, metode dan terminologi mereka. Mereka juga lebih menyukai jurnal akademik dan masyarakat profesional yang berbeda. Periode kolaborasi yang paling utama antara para ahli sosiologi dan psikologi berlangsung pada tahun-tahun tak lama setelah Perang Dunia II.Walaupun ada peningkatan dalam hal isolasi dan spesialisasi dalam beberapa tahun terakhir, hingga tingkat tertentu masih terdapat tumpang tindih dan pengaruh di antara kedua disiplin ilmu tersebut.


b.      Objek Psikologi Sosial
    Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia.
    Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari matanya.


c.       Sejarah Ilmu Psikologi Sosial
Psikologi sosial menjadi satu ilmu yang mandiri baru sejak tahun 1908. Pada tahun itu ada dua buku teks yang terkenal yaitu "Introduction to Social Psychology" ditulis oleh William McDougall - seorang psikolog - dan "Social Psychology : An Outline and Source Book , ditulis oleh E.A. Ross - seorang sosiolog. Berdasarkan latar belakang penulisnya maka dapat dipahami bahwa psikologi sosial bisa di"claim" sebagai bagian dari psikologi, dan bisa juga sebagai bagian dari sosiologi.
Publikasi lain yang dianggap fenomenal dalam kelahiran psikologi social adalah tulisan dari Floyd Allport pada tahun 1924. Dalam tulisannya Allport terlihat berorientasi modern, setidaknya dalam padangan saat ini. Argumentasinya terbukti bahwa tingkah laku social berakar dari berbagai factor, mulai dari kehadiran orang lain hingga penggunaan metode eksperimental untuk penelitian psikologi social. Ia juga mengangkat isu yang ternyata di kemudian hari masih diperbincangkan dan didiskusikan misalnya konformitas dan emosi seseorang yang terlihat dari ekspresi wajah.
Tokoh lain yang berpengaruh pada perkembangan psikologi adalah Kurt Lewin. Lewin dengan Teorinya field Theori (teori lapangan) mengembangkan bagaimana perilaku terbentuk. Dia memberikan rumusan teoritis B = f (P,E). Tingkah laku (B: Behavioral) merupakan hasil dari fungsi (f) individu (P) dan lingkungan (E: Environment).
Psikologi sosial juga merupakan pokok bahasan dalam sosiologi karena dalam sosiologi dikenal ada dua perspektif utama, yaitu perspektif struktural makro yang menekankan kajian struktur sosial, dan perspektif mikro yang menekankan pada kajian individualistik dan psikologi sosial dalam menjelaskan variasi perilaku manusia.. Di Amerika disiplin ini banyak dibina oleh jurusan sosiologi - di American Sociological Association terdapat satu bagian yang dinamakan "social psychological section", sedangkan di Indonesia, secara formal disiplin psikologi sosial di bawah binaan fakultas psikologi, namun dalam prakteknya tidak sedikit para pakar sosiologi yang juga menguasai disiplin ini sehingga dalam berbagai tulisannya, cara pandang psikologi sosial ikut mewarnainya
Tahun 1970 dan 1980-an merupakan puncak masa pendewaan psikologi social. Ragam topic penelitiannya juga meluas. Misalnya, kita temui atribusi, sikap, perbedaan geder, psikolgi lingkungan, psikologi politik dan masih banyak lagi yang lainnya.
Di masa depan, penelitian akan mengarah pada kognisi dan penerapan psikologi social dengan menggunakan perfektif kebudayaan. Factor kognisi berupa atribusi, sikap, stereotip, prasangka dan disonansi kognitif (Baron dan Byrne, 1994; Glassman dan Hadd, 2004) adalah dasar dari tingkah laku sosial manusia. Ketertarikan untuk mengembangkan faktor ini dalam psikologi sosial berkembang pada tahun 1970-an. Perpektif kebudayaan dan sosial sebagai tingkat analisis utama. Hal ini terlihat pada perkembangan identitas sosial, representasi sosial dan sebagainya.
Kelahiran psikologi di Indonesia menjadi awal dari keberadaan psikologi sosial di Indonesia. Diawali dengan munculnya bagian psikologi sosial di fakultas psikologi di Universitas Indonesia pada tahun 1967. Kelahirannya di Indonesia bersamaan dengan masa-masa berkembangnya psikologi sosial di dunia. Selanjutnya, ditahun yang sama, fakultas psikologi Universitas Indonesia mengembangkan bagian psikologi sosial yang kemudian menghasilkan para peneliti-peneliti awal psikologi sosial di Indonesia.
Psikologi social merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi social dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Berbeda lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlainan sifatnya.
Jiwa massa lebih bersifat primitif (buas, irasional, dan penuh sentimen) dari pada sifat-sifat jiwa individu. Berlaianan dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang berpendapat dalam buku yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan psikologi sosial.


d.      Manfaat Psikologi Sosial
Pada dasarnya mempelajari psikologi/ ilmu jiwa adalah untuk menjadikan manusia supaya hidupnya baik, bahagia dan sempurna. Jadi manfaat mempelajari psikologi diantaranya:
1.       Untuk memperoleh pemahaman  gejala- gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada  umumnya dan anak-anak khususnya. 
2.      Untuk mengetahui perbuatan- perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa  sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia. 
3.      Untuk mengetahui cara penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
4.      Untuk mengetahui perilaku manusia sebagai upaya menyesuaikan diri dan berhubungan dengan orang lain, sehingga memudahkan memahami mengapa  mereka berpikir, berperasaan dan berbuat menurut cara mereka sendiri. 
5.      Dalam rangka mengatasi permasalahan social, psikologi dapat mengurai pangkal masalah, setidaknya mengurangi problem sosial. 
6.      Kita bisa peka terhadap perasaan orang lain. 
7.      Mampu mencapai kualitas hidup yang lebih baik. 
8.      Mampu memaksimalkan potensi diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang tepat. 
9.      Hidup menjadi lebih sehat. Karena psikologi merupakan ilmu yang mempelajari jiwa tentunya tidak terpisahkan dari jasmani. Dengan bantuan cara berfikir positif maka dapat menjadikan kita lebih sehat. 
10.  Dapat memperkaya gaya kepemimpinan. Tentunya dengan banyak teori yang ada dapat kita terapkan sebagai salah satu cara memimpin yang sesuai dengan situasi yang ada.


e.       Hubungan Psikologi Sosial Dengan Cabang Ilmu Sosial Lainnya
Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ciri khas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit. Sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat). Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut.
Dengan memperbandingkan ketiga pendekatan tersebut dan dengan menggunakan contoh yang spesifik, dapat dilakukan  untuk menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat. Untuk membuktikan kesimpulan ini, pndekatan ini menunjukkan beberapa fakta tertentu yaitu  orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan. Kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik.
Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu?. Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya?. Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik.
Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidak dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal.
Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif. Pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lainnya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya.


SEJARAH

a.      Definisi Ilmu Sejarah
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.

Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.
Melihat pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi.
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
1.      Peristiwa yang abadi
2.      Peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
3.      Peristiwa yang unik
4.      Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
5.      Peristiwa yang penting
6.      Peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.

b.      Objek Ilmu Sejarah
Objek sejarah yaitu perubahan atau perkembangan aktivitas manusia dalam dimensi waktu (masa lampau).Waktu merupakan unsur penting dalam sejarah.Waktu dalam hal ini adalah waktu lampau sehingga asal mula maupun latar belakang menjadi pembahasan utama dalam kajian sejarah.
Sejarawan setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.Yaitu (1) pengawal daripada warisan budaya dan (2) penutur kisah daripada perkembangan umat manusia. Dalam kedudukannya yang pertama ia berminat kepada usaha untuk menetapkan suatu cerita mengenai orang, peristiwa, pikiran, lembaga dan benda pada masa lampau secara paling akurat, paling terperinci dan paling tidak memihak mungkin sejauh diijinkan oleh pengetahuannya dan kritik mengenai sumber. Disini ia dapat memakai semboyan “masalampau demi masalampau”. Akan tetapi disini sekalipun ia menghadapi masalah seleksi (orang, peristiwa, pikiran, lembaga, atau hal mana yang harus dipelajari?) dan saling-hubungan antara orang, peristiwa, pikiran,lembaga dan hal. Tetapi dalam kedudukan yang kedua ia harus memliki sesuatu teori mengenai bagaimana caranya umat manusia berkembang. Karenanya ia tenggelam didalam filsafat dan sosiologi dan barangkali juga tenggelam didalam pertimbangan yang bersifat pribadi mengenai seleksi serta titik berat pada bahan yang mana.
            Sejarah adalah yang paling humanistis. Dimana seorang ahli antropologi akan berminat kepada pecahan keramik terutama karena menyoroti suatu keadaaan budaya, atau seorang ahli ekonomi berminat kepada sebuah matauang karena informasi yang diberikannya mengenai sistim keuangan daripada masyarat yang membuatnya, untuk mendapatkannya kedalam suatu trend yang dapat di ramalkan atau generalisasi yang dapat mengendalikan, maka seorang sejarawan juga akan berminat kepada si pembuat barang keramuk dan si pembuat matauangserta jamannya demi niali intrinsiknya. Manusia sebagai individu, fakta sebagai unsur adalah penting bagi sejarawan selaku sejarawan.

c.       Manfaat Ilmu Sejarah
1.Kegunaan edukatif (memberi pelajaran)
Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan masyarakat, baik pada masa sekarang atau masyarakat sebelumnya. Keberhasilan di masa lampau akan dapat memberi pengalaman pada masa sekarang. Sebaliknya, kesalahan masyarakat di masa lampau akan menjadi pelajaran berharga yang harus diwaspadai di masa kini.

2.Sejarah berguna memberikan inspirasi (ilham kepada kita)
Berbagai kisah sejarah yang terjadi memberikan inspirasi (ilham). Misalnya, Pangeran Diponegoro berusaha melawan dengan sistem gerilya terhadap pasukan Jenderal De Kock, dan selama 5 tahun ia berhasil memorak-porandakan pihak Belanda. Begitu juga perjuangan rakyat Indonesia dalam gerakan nasional yang ditandai lahirnya Budi Utomo memberikan inspirasi bagi kita untuk hidup kreatif, bersatu, dan selalu mengutamakan persatuan untuk tercapainya Indonesia merdeka. Sikap rela berkorban demi persatuan dan berjuang tanpa pamrih telah ditunjukkan oleh para tokoh organisasi pergerakan nasional Indonesia.
Bangsa Indonesia sudah memasuki kebangkitan nasional yang kedua berusaha mengejar ketinggalan dalam era globalisasi ilmu dan teknologi, suatu masa di mana kita harus meningkatkan persatuan serta patriotisme untuk membawa bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik dari masa sekarang.

3.Sejarah dapat berguna sebagai rekreatif
Sejarah dapat memberikan kesenangan dan rasa estetis karena penulisan sejarah mampu menarik pembaca berekreasi tanpa beranjak dari tempat. Kita dapat menyaksikan peristiwa- peristiwa yang telah lampau dan jauh terjadinya. Kita seolah-olah mengelilingi negeri jauh dan menyaksikan peristiwa yang terjadi pada masa lampau,
misalnya, pembangunan Taman Bergantung di Babilonia atau Taj Mahal di Agra India. Kita dapat melihat keindahan dan kehebatan masyarakat pada waktu itu. Maka melalui kegunaan rekreatif ini akan mendorong masyarakat untuk maju dan lebih terbuka, dapat bergaul dengan siapa pun, menyenangi ilmu dan teknologi, disiplin, bekerja keras, menghormati hukum, inovatif, produktif, serta mau bekerja sama untuk mencapai cita-cita bangsa.



d.      Hubungan Ilmu Sejarah Dengan Ilmu Sosial Lainnya
Selain mempunyai ilmu Bantu dalam keilmuaannya, sejarah juga menjalin hubungan dengan ilmu-ilmu lainnya, terutama sesama ilmu sosial. Dalam hubungan ini yang terjadi adalah hubungan yang saling membutuhkan, disinilah letak perbedaanya dengan konsep ilmu Bantu sejarah, dimana sejarah yang lebih dominant dalam mebutuhkan bantuan guna mengungkap suatu permasalahan, lebih tepatnya kita dapat menyebutnya dengan kombinasi dari dua ilmu sosial.
Perkembangan Ilmu Sejarah pasca perang dunia II menunjukkan kecenderungan kuat untuk mempergunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial dalam kajian Sejarah.

a. Hubungan Sejarah dengan Ilmu Politik
 Ilmu politik dalam perkembangannya sangat dibantu oleh sejarah dan Filsafat, Dua kajian ini turut mengembangkan kajian ilmu politik baik dari segi pencarian konsepsi fundamental maupun penelusuran titik-titik penemuan data dan fakta dan masa-masa sebelumnya. Dalam buku pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah Sartono menuliskan “Politik adalah sejarah masa kini dan sejarah adalah politik masa lampau. Sejarah identik dengan politik, sejauh keduanya menunjukkan proses yang mencakup keterlibatan para aktor dalam interaksi dan peranannya dalam usaha memperoleh apa, kapan dan bagaimana.
b.        Hubungan Sejarah dengan Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi dan sejarah itu sama-sama termasuk kedalam ilmu sosial, yaitu ilmu yang membahas interaksi manusia dan lingkungannya. itulah kenapa di SMP, pelajaran ekonomi dan sejarah itu digabung. karena berasal dari rumpun ilmu yang sama, terkadang materinya pun berkaitan bahkan terkadang tumpang-tindih. Misalnya, pada materi perdagangan internasional, di sejarah juga  ada. di sejarah disebutkan bahwa bangsa eropa pergi ke indonesia utk mencari rempah-rempah.Dengan belajar dari masa lalu (sejarah) kita juga dapat belajar supaya perekonomian dapat lebih baik.
Banyak Kebijakan pemerintah kolonial di masa lalu yang dilandasi oleh kepentingan ekonomi. Misalnya, untuk memahami sejarah perdagangan rempah-rempah di Nusantara pada abad ke XVI sampai abad XVIII,maka tidak dapat dipisahkan dari peran kongsi dagang Hindia Belanda Timur yakni VOC  ( Verenigde Oost Indische Compagnie).
c.         Hubungan Sejarah dengan Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan aspek-aspek dinamis yang ada didalamnya, secara tidak langsung kita dapat menemukan bahwa objek kajian antara sosiologi dan sejarah tidak jauh berbeda, namun sejarah membatasinya dengan konsep ruang dan waktu. Sebagai sesama ilmu sosial yang kajiannya tidak jauh berbeda maka tidak sulit kita menemukan hubungan-hubungan keilmuan antara sejarah dan sosiologi Pada beberapa dasawarsa terakhir ini banyak sekali hasil-hasil penelitian sosiologi berupa studi sosiologis yang memfokuskan studinya pada gejala-gejala sosial yang terjadi dimasa lampau(supardan, 2008:325), dengan memasukkan konsep ruang tadi maka dapat kita lihat bahwa kajian tersebut jelas menggunakan beberapa konsep dari sejarah untuk menjelaskan studi tersebut. Karya-karya seperti Pemberontakan Petani Kaya yang ditulis oleh Tilly, Perubahan Sosial Masa Revolusi Industri di Inggris Karya Smelzer, serta Asal Mula Sistem Totalitier dan Demokrasi karya Barrington Moore. Karya-karya tersebut sering disebut Sejarah Sosilogi.(Kartodirdjo dalam Supardan, 2008: 325)
Sejarawan juga terkadang melakukan pendekatan sosilogis dalam melakukan penlitian, bahkan pada bias dikatakan mulai terdapat kecendrungan penulisan sejarah, dari yang bersifat konvensioanl dan naratif kepada penulisan sejarah dengan kompleksitas tinggi, dimana sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya saling berketergantungan dalam melakukan sebuah pembahasan masalah.
d.        Hubungan Sejarah dengan Antropologi
Antropologi sebagai salah satu dari ilmu sosial memiliki kaitan dan sumbangan kepada ilmu sejarah begitu juga sebaliknya. Dalam penulisan sejarah, sejarawan tidak jarang menggunakan teori dan konsep ilmu sosial lain, termasuk antropologi. Sejarawan banyak meminjam konsep antropologi diantaranya ialah, simbol, sistem kepercayaan, folklore, tradisi besar, tradisi kecil, enkulturasi, inkulturasi, primitif, dan agraris.Sementara itu, sumbangan Ilmu sejarah terhadap antropologi adalah, sejarah sebagai kritik, permasalahan sejarah, dan pendekatan sejarah.
Titik temu antara Antropologi budaya dan sejarah sangatlah jelas. Keduanya mempelajari tentang manusia. Bila sejarah menggambarkan kehidupan manusia dan masyarakat pada masa lampau, maka gambaran itu juga mencakup unsur-unsur kebudayaannya . unsur-unsur itu antara lain, kepercayaan, mata pencaharian, dan teknologi. Hasil rekonstruksi yang memadukan antara sejarah dan antropologi menghasilkan karya sejarah kebudayaan.

e.         Hubungan Sejarah dengan  Psikologi
Ilmu Psikologi sangat berkaitan dengan mental dan kejiwaan manusia. Manusia yang menjadi objek kajian sejarah tidak hanya sekedar dijelaskan mengenai tindakan yang dilakukan dan apa yang ditimbulkan dari tindakan itu?mengapa seseorang melakukan tindakan itu? Pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan kondisi kejiwaan yang bersangkutan. Kondisi itu dapat disebabkan oleh rangsangan dari luar atau lingkungannya, dapat pula dari dalam dirinya sendiri. Penggunaan psikologi dalam sejarah, melahirkan fokus kajian sejarah mentalitas



GEOGRAFI
a.      Definisi Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein ("tulisan", atau "menjelaskan").
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

b.      Objek Ilmu Geografi

1. Objek Material
Meliputi letak dan gejala atau fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer. Letak geografi dibedakan menjadi letak fisiografi dan letak sosiografi. Contoh letak fisiografi adalah letak astronomis, maritim,klimatologi, dan letak geomorfologi. Contoh letak sosiografi adalah
letak sosial, ekonomi, politik, dan letak kultural.Objek material berkaitan dengan bentang lahan fisik dan bentang lahan manusia (budaya). Bentang lahan fisik atau lingkungan alam
meliputi atmosfer (meteorologi dan klimatologi), litosfer (geologi,geomorfologi, dan pedologi), hidrosfer (oseanografi dan hidrologi), sertabiosfer (botani dan zoologi). Bentang lahan budaya atau lingkunganmanusia meliputi geografi sosial, geografi penduduk, geografi kota,geografi ekonomi, dan lain-lain.
Objek material yaitu segala sesuatu baik berupa materi atau berupa gejala geografi yang terjadi dalam ruang (geosfer) yang dipelajari oleh geografi. Karena ruang lingkupnya geosfer maka objek studi material ini berada di 5 bagian geosfer yaitu:

2.Objek Formal
Merupakan cara pandang dan cara pikir terhadap objek material dari sudut geografi. Cara pandang dan cara pikir terhadap objek material dilihat dari segi keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah,serta  waktu.
a.Sudut Pandang Keruangan
Melalui sudut pandang keruangan, objek formal ditinjau dari segi nilai suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita bisa mempelajari tentang letak, jarak, keterjangkauan (aksesibilitas),
dansebagainya.
b.Sudut Pandang Kelingkungan
Sudut pandang ini diterapkan dengan cara mempelajari suatu tempat dalam kaitannya dengan keadaan suatu tempat beserta komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan wilayah. Komponen-komponen tersebut terdiri atas komponen abiotik dan biotik.
c.Sudut Pandang Kewilayahan
Pada sudut pandang ini, objek formal dipelajari kesamaan dan perbedaannya antarwilayah serta wilayah dengan ciri-ciri khas. Dari sudut pandang ini kemudian muncul pewilayahan seperti kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri serupa dalam komponen atmosfer.
d.Sudut Pandang Waktu
Objek formal dipelajari dari segi perkembangan dari periode ke periode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Contoh: perkembangan wilayah dari tahun ke tahun
dan kondisi garis pantai dari waktu ke waktu. Bidang Lapangan Kerja Geografi Para geograf dapat bekerja di banyak bidang lapangan kerja. Mereka ada yang menjadi pengajar atau dosen di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Bidang lain yang dapat dimasuki adalah menjadi pegawai


c.       Sejarah Ilmu Geografi
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.
Pada Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.
Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan di Indonesia[butuh rujukan]. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.
Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.

d.      Manfaat Ilmu Geografi
Ilmu geografi dapat dimanfaatkan sesuai bidangnya masing-masing, misalnya:

1. Bidang Pertanian
Pertanian merupakan sistem keruangan yang terdiri dari aspek fisik dan manusia. Aspek fisik antara lain : lahan, iklim, air dan udara. Aspek manusia meliputi tenaga kerja, tradisi, teknologi dan ekonomi masyarakat. Analisis hubungan antara aspek fisik dengan manusia pada bidang pertanian bermanfaat untuk menyusun sistem diversifikasi tanaman pada lahan pertanian, yang penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan lahan agar produktivitas tetap tinggi.

2. Bidang Industri
Merupakan tinjauan terhadap aspek industri pada hubungan antara aspek fisik dan manusia. Aspek fisik yang berpengaruh terhadap kegiatan industri misalnya lahan, bahan baku dan sumber daya energi. Sedangkan aspek manusia yang penting untuk kegiatan industri adalah tenaga kerja, tradisi, teknologi, konsumen dan pasar. Hasil analisis hubungan digunakan untuk menyusun rencana pembangunan dan pengembangan industri. Sebagai contoh untuk memeratakan persebaran penduduk maka sebaiknya pemerintah mengarahkan penempatan lokasi industri di daerah yang masih jarang penduduknya.

3. Bidang Litosfer
a. Pemanfaatan tata guna lahan untuk kegiatan pertanian.
b. Pengidentifikasian atau pengenalan daerah-daerah pusat gempa sehinnga dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
c. Pemanfaatan sumber daya tambang dihasilkan dari suatu daerah.
d. Pemanfaatan energi geotermal, yaitu panas bumi melalui peledakan rongga-rongga besar di dalam kerak bumi.

4. Bidang Atmosfer
a. Adanya prakiraan cuaca yang membantu dalam kegiatan perhubungan dan pertanian.
b. Pemanfaatan kilatan petir untuk menambah sumber daya energi listrik.
c. Pemanfaatan angin untuk membantu kegiatan pelayaran.


d. Pemanfaatan lapisan udara untuk frekuensi gelombang radio.
e. Penggunaan angin sebagai sumber energi melalui kincir angin ataupun alat aerodinamika.
f. Melalui pembelajaran konsep iklim, dapat diciptakan suatu iklim buatan dengan rumah kaca untuk tanaman.

5. Bidang Hidrosfer
a. Pemanfaatan sungai, danau, dan laut untuk kegiatan transportasi dan sumber energi.
b. Pemanfaatan sungai untuk pembangkit tenaga listrik.
c. Pemanfaatan gelombang atau ombak untuk olahraga selancar.
d. Pemanfaatan air tanah untuk industri air mineral.
e. Pemanfaatan tenaga pasang surut untuk sumber energi sehingga dapat menyalurkan air melalui turbin-turbin.
f. Pemanfaatan geiser yang terjadi secara alamiah sebagai sumber tenaga di beberapa negara.

6. Bidang Biosfer
a. Di daerah padang rumput dimanfaatkan untuk kegiatan peternakan.
b. Pemanfaatan pegunungan salju untuk kegiatan olahraga ski.
c. Pemanfaatan keindahan pantai untuk membuka daerah tujuan wisata.


7. Bidang Antroposfer
a. Pemanfaatan data sensus penduduk untuk perencanaan pembangunan.
b. Pemanfaatan sungai, danau, dan rawa untuk sumber mata pencaharian.
c. Membantu manusia menentukan lokasi pendirian industri.


e.       Hubungan Ilmu Geografi Dengan Ilmu Sosial Lainnya
Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang  mempelajari tentang interaksi mahluk hidup dan lingkungan serta kejadian, keadaan di bumi dan ruang lingkupnya. Serta ilmu geografi merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Sosial.
       Dalam buku susunan Mulyadi yang berjudul aspirasi mengemukakan bahwa. keterkaitan geografi dengan Ilmu Pengetahuan Sosial kita dapat melihat dari ilmu penunjang geografi yang antara lain: geologi, geofisika, metereologi, astronomi, biogeografi, geomorfologi, hidrografi, oseanografi, paleontologi, antropogeografi, geografi matematik, geografi historik, geografi regional,  geografi politik, geografi fisik, geografi manusia.
       Selama berabad-abad geografi hanya di katakan dengan pemetaan dan exsplorasi  segala sudut bumi. Kini, pemetean tetap merupakan hal penting dalam penelitian geografis tetapi bidang studi ini menjadi satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri yakni kartografi.
       Para ahli ilmu bumi sekarang telah membuat pengkhususan untuk ilmu bumi, baik secara fisik (geografi fisik) maupun secara sosio-kultural ( geografi social). Geografi juga melakukan pengamatan terhadap bentuk dan struktur bumi. selain itu, selain itu geografi sekarang juga mempelajari perubahan yang terjadi dalam unsure tata bumi, misalnya tumbuhnya perkotaan serta perkembangannya di masa mendatang.
Tujuan pokok geografi sebenarnya terletak jauh di balik segala uraian dan pemetaan ciri fisik bumi geografi berusaha menjelaskan pola ruang yang berkaitan dengan cirri fisik bumi dan unsur manusiawi. Pola dan fariasi di pelajari bersama-sama dan tidak di pilah-pilah, penjelasan tentang pola ruang di jelalaskan secara gelobal.
Semua itu berhubungan dengan Ilmu pengetahuan Sosial karena memepelajari tentang interaksi mahluk hidup dan lingkungan serta kejadian dan keadaan di bumi dan ruang lingkupnya.









EKONOMI

a.      Definisi Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

b.      Objek Ilmu Ekonomi
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.

c.       Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.

Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.




d.      Manfaat Ilmu Ekonomi
1.      Setiap manusia pasti berusaha mengatur kebutuhan ekonominya, maka dari itu ilmu ekonomi sangat berperan penting di sektor kebutuhan manusia.
2.      Ilmu ekonomi sangat berperan penting bagi suatu daerah, baik daerah kecil maupun besar seperti negara, karena ilmu ini dapat meningkatkan taraf hidup Sumber Daya Manusia.
3.      Ilmu ekonomi sangat berperan penting dalam mengatur prinsip kebutuhan pokok sosial / masyarakat.
4.      Mempelajari ilmu ekonomi dapat melatih seseorang agar berjiwa Sosial dan bersifat teliti ( cermat ) serta ekonomis.
5.      Mempelajari ilmu ekonomi dapat melatih seseorang agar mampu mengatur atau mengelola nilai nominal dengan baik dan bijak.
6.      Mempelajari ilmu ekonomi sangat penting ,dan hal pokok bagi setiap masyarakat khususnya dalam ruang lingkup keluarga, tujuannya agar dapat dengan cermat mengatur skala prioritas kebutuhan dari keperluan yang terpenting/ mendesak terlebih dahulu.
7.      Mempelajari ilmu ekonomi melatih seseorang agar dapat mandiri dalam berwirausaha dan mengelola kebutuhanya.


e.       Hubungan Ilmu Ekonomi Dengan Ilmu Sosial Lainnya
Ilmu ekonomi selain sebagai disiplin ilmu yang mandiri, juga merupakan salah satu bagian dari ilmu sosial.    
Mempelajari suatu ilmu haruslah mengerti nilai khas atau karakteristik ilmu tersebut, begitu pula dengan ilmu ekonomi. Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di bangku sekolah/ kuliah, bidang studi (ilmu) ekonomi memiliki persamaan dan juga perbedaan dengan ilmu sosial lainnya layaknya : ilmu politik, sejarah, psikologi, pend. kewarganegaraan, dsb.
Persamaan ilmu ekonomi dengan ilmu sosial adalah memiliki objek formal yang sama. Objek yang diamati/ dipelajari oleh semua ilmu sosial adalah manusia dan perilakunya. Melalui pembelajaran ilmu sosial, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga berlaku pada mata pelajaran ekonomi.
Ilmu ekonomi memang berkaitan dan sangat berdekatan dengan ilmu sosial lainnya, bahkan seringkali bertumpang tindih dengan apa yang dipelajari oleh ilmu ekonomi.
Perbedaan ilmu ekonomi dengan ilmu sosial adalah : memiliki objek material yang berbeda. Objek material/ inti permasalahan Ilmu ekonomi berupa kelangkaan, yaitu bagaimana manusia melakukan tindakan pemilihan atas berbagai keterbatasan dalam sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas baik dalam hal produksi ataupun konsumsi.





ILMU POLITIK

a.      Definisi Ilmu Politik
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosial yang membahas teori dan praktik politik serta deskripsi dan analisis sistem politik dan perilaku politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori, dan riset.
Ilmuwan politik mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik dan kebijakan publik. Mereka mengukur keberhasilan pemerintahan dan kebijakan khusus dengan memeriksa berbagai faktor, termasuk stabilitas, keadilan, kesejahteraan material, dan kedamaian. Beberapa ilmuwan politik berupaya mengembangkan ilmu ini secara positif dengan melakukan analisis politik. Sedangkan yang lain melakukan pengembangan secara normatif dengan membuat saran kebijakan khusus.
Studi tentang politik diperumit dengan seringnya keterlibatan ilmuwan politik dalam proses politik, karena pengajaran mereka biasanya memberikan kerangka pikir yang digunakan komentator lain, seperti jurnalis, kelompok minat tertentu, politikus, dan peserta pemilihan umum untuk menganalisis permasalahan dan melakukan pilihan. Ilmuwan politik dapat berperan sebagai penasihat untuk politikus tertentu, atau bahkan berperan sebagai politikus itu sendiri. Ilmuwan politik dapat terlihat bekerja di pemerintahan, di partai politik, atau memberikan pelayanan publik. Mereka dapat bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau pergerakan politik. Dalam berbagai kapasitas, orang yang dididik dan dilatih dalam ilmu politik dapat memberi nilai tambah dan menyumbangkan keahliannya pada perusahaan. Perusahaan seperti wadah pemikir (think-tank), institut riset, lembaga polling dan hubungan masyarakat sering mempekerjakan ilmuwan politik.


b.      Objek Ilmu Politik

Politik telah lama diakui sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan sosial yang berdiri sendiri karena politik dinilai telah memenuhi kriteria sebagai sebuah disiplin ilmu. Perlu digaris bawahi bahwa salah satu syarat untuk bisa dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu adalah adanya objek. Sementara itu, objek adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan. Dengan kata lain, objek merupakan apa yang akan diamati, diteliti, dipelajari, dan dibahas. Dalam penjabarannya, objek itu sendiri terdiri dari objek materi dan objek formal. Setiap objek materi dari sebuah disiplin ilmu bisa saja sama dengan objek materi disiplin ilmu lainnya, karena bersifat umum dan merupakan topik yang dibahas secara global tentang pokok persoalan (subject matter). Sedangkan objek formal lebih bersifat khusus dan spesifik, karena merupakan pusat perhatian (focus of interest) suatu disiplin ilmu pengetahuan. Objek formal berbeda pada masing-masing disiplin ilmu karena perbedaan sudut pandang, yaitu meninjau sasarannya hanya dari suatu sudut pandang dengan caranya yang khas dan khusus. Jadi, yang membedakan suatu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya adalah objek formalnya, walaupun objek materinya sama. Berikut ini ilustrasi adanya titik persamaan dan perbedaan antara ilmu politik dengan ilmu-ilmu kenegaraan lainnya dari perspektif objek materi dan objek formalnya.

c.       Sejarah Ilmu Politik
Jika kita mengklaji ilmu politik, kita dapat memulainya dari ilmu politik yunani kuno, kemudian abad Romawi, lalu abad Pertengahan (middle ages), sampai pada Rennaisance dan abad pencerahan sampai abad 19 dan abad 20.
Dalam kajian sejarah ilmu politik, ada dua teori tentang lahirnya ilmu politik, yaitu pembahasan secara luas dan pembahasan secara sempit. Secara luas ilmu politik sudah ada sejak zaman dahulu terbukti dari peninggalan prasasti serta pembahasan–pembahasan dan tulisan-tulisan dari para philosophy masa lampau. Sedangkan secara sempit ilmu politik dilihat dari aspek sisstematisnya sebagai ilmu dalam aspek akademis.

    Secara luas
Ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu, dibuktikan dari karya karya berikut:
·         Yunani Kuno pada tahun 450 SM pemikiran mengenai Negara sudah dimulai, dilihat dari karya Herodutus, Plato dan Aristoteles
·         Asia , seperti Imdia tahun 500 SM terdapat kitab kesusastraan Dharmasastra dan Arthasastra.
·         Wilayah Asia lain, Cina tahun 500 SM, terdapat beberapa tokoh filsuf seprti Confucius dan Kung Fu Tzu
·         Arab abad II M terdapat beberapa karya AL - Marwardi berjudul AL – Akham AS-Sultaniyyah
·         Indonesia , terdapat beberapa karya yang membahas masalah sejarah dan kenegaraan seperti yang ditulis dalam buku Negarakertagama dan Babad Tanah Jawi pada abad 13-15 M

    Secara Sempit
Dinegara Eropa seperti Jerman, Austria dan prancis dimulai kelahiran ilmu politik. Pada abad ke 18 dan ke 19 negara-negara tersebut dipengaruhi dan di monopoli oleh Ilmu Hukum, oleh sebab itu beberapa pemikir Negara tersebut mulai beralih kepada ilmu-ilmu social politik.
Tahapan-tahapan perkembangan dimulai dari :
·         Abad 18 dan 19 di Jerman, Austria dan Prancis telah muncul pembahasan tentang politik namun masih kental dipengaruhi hukum dan negara.
·         Di Inggris Ilmu politik dipengaruhi oleh filsafat moral dan sejarah
·         Di Paris Prancis tahun 1870 lahir Ecole libredes Scienies
·         Di Inggris tahun 1895 muncul lembaga London School of Economic and Political Science
·         Di AS tahun 1858 diangkat Francis Lieber sebagai guru besar Sejarah dan Ilmu politik di columbia College.
·         Masih di AS tahun 1904 lahir American Political Science Assosiation (APSA)
·         Unesco lembaga dibasah PBB tahun 1948 melahirkan buku Contemporary Political Science

d.      Manfaat Ilmu Politik
1. Mengerti bagaimana keadaan politik saat ini. Karena dengan mengerti kita tidak gampang dibodohi politik yang ada.

2. Kebaikannya: Kita bisa memberi penilaian secara objektif tentang masalah politik, kalau kita tidak mengetahuinya tentu kita hanya bisa ikut-ikutan pendapat yang ada.


e.       Hubungan Ilmu Politik Dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya

Politik sangat berhubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial lainnya karena ilmu politik mempelajari gejala-gejala sosial lainnya yang selalu berubah.

    Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Ekonomi
Pada masa dahulu, ilmu politik dan ilmu ekonomi dianggap sebagai satu bidang ilmu tersendiri, yaitu politik ekonomi. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu tersebut memisahkan diri menjadi ilmu politik dan ilmu ekonomi. Dalam mengajukan siasat tertentu, sarjana ekonomi dapat bertanya kepada sarjana ilmu politik tentang politik apa yang paling baik dipakai dalam tujuan tertentu. Sarjana ilmu politik juga dapat bertanya pada sarjana ekonomi tentang syarat-syarat ekonomis yang harus dipenuhi guna mencapai tujuan tertentu, khususnya menyangkut pembinaan kehidupan demokrasi.

     Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Hukum
Sejak dulu ilmu hukum sangat erat kaitannya dengan ilmu politik, karena mengatur dan melaksanakan undang-undang merupakan salah satu kewajiban negara yang penting. Ahli hukum melihat negara semata-mata sebagai lembaga atau organisasi hukum. Ahli ilmu politik lebih selain cenderung menganggap negara sebagai system of controls, juga memandang negara sebagai suatu asosiasi atau sekelompok manusia yang bertindak untuk mencapai beberapa tujuan bersama.

    Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Sosiologi
Sosiologi dan ilmu politik mempelajari tentang negara, tetapi sosiologi menganggap negara adalah salah satu lembaga pengendalian sosial. Sosiologi juga menganggap negara sebagai salah satu asosiasi dalam masyarakat dan memerhatikan bagaimana sifat dan kegiatan anggota asosiasi itu mempengaruhi sifat dan kegiatan negara. Jadi, ilmu politik dan sosiologi sama dalam pandangannya bahwa negara dapat dianggap baik sebagai asosiasi maupun sebagai sistem pengendalian. Hanya saja bagi ilmu politik negara merupakan obyek penelitian pokok, sedangkan dalam sosiologi negara hanya merupakan salah satu dari banyak asosiasi dan lembaga pengendalian dalam masyarakat.

    Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Psikologi sosial
Psikologi sosial adalah pengkhususan psikologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dan masyarakat, khususnya faktor-faktor yang mendorong manusia untuk berperan dalam kelompok atau golongan. Psikologi pada umumnya memperhatikan tentang kehidupan perorangan. Psikologi sosial mengamati kegiatan manusia baik ekstern maupun intern. Dengan ke dua analisis ini, ilmu politik dapat menganalisis secara lebih mendalam makna dan peran orang kuat, kondisi sosial ekonomi, serta ciri-cri ciri-ciri kepribadian yang memungkinkannya memainkan peran besar itu.

    Hubungan Ilmu Politik dengan Antropologi Budaya.
Antropologi budaya menyelidiki aspek-aspek budaya dimasa lampau dan masa kini. Sebagai ilmu yang mempelajari kebudayaan masyarakat, maka hasil-hasil penyelidikan antropologi dapat bermanfaat bagi ilmu politik. Terutama hasil-hasil penyelidikan kebudayaan dimasa lampau yang meliputi semua aspek budaya masyarakat, termasuk ide-ide dan lembaga-lembaga politiknya.

    Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu Sejarah
Tanpa sejarah ilmu politik akan buntu, karena sejarah menyumbangkan bahan berupa data dan fakta dari masa lampau untuk di olah lebih lanjut. Politik membutuhkan sejarah dan hampir semua peristiwa sejarah adalah peristiwa politik. Ilmu politik memperkaya materinya dengan peristiwa sejarah, mengadakan perbandingan dari buku-buku sejarah. Sejarah merupakan gudang data bagi ilmu politik.

    Hubungan Ilmu Politik dengan Geografi
Segala penyelidikan atas kehidupan manusia tidak akan bermanfaat dan tidak akan sempurna jika penyelidikan itu tidak meliputi keadaan geografi. Misalnya letak geografis menentukan apakah suatu Negara akan menjadi Negara “land power” atau “sea power”. Demikian juga letak suatu Negara akan mempengaruhi dalam diplomasi dan strategi perang. Sebagai contoh, kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I terutama disebabkan oleh apa yang mereka sebut dengan “kekalahan geografis”. Peristiwa tersebut menunjukkan betapa eratnya hubungan ilmu politik dengan geografi.


Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kaitan antara ilmu politik dan ilmu pengetahuan sosial lainnya sangat erat dan saling memengaruhi. Pendekatan ilmu sosial sangat berguna bagi analisa-analisa politik, sepanjang ilmu sosial mampu menempatkan masalah-masalah politik dalam konteks sosial yang lebih umum. Ilmu politik menjadi lebih berkembang dengan adanya ilmu sosial lainnya.



ILMU HUKUM

a.      Definisi Ilmu Hukum
Menurut Satjipto Rahardjo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menelaah hukum. Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum. Ilmu hukum objeknya hukum itu sendiri. Demikian luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu ini, sehingga sempat memancing pendapat orang untuk mengatakan bahwa “batas-batasnya tidak bisa ditentukan” (Curzon, 1979 : v).
Selanjutnya menurut J.B. Daliyo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum. Dengan demikian maka ilmu hukum akan mempelajari semua seluk beluk mengenai hukum, misalnya mengenai asal mula, wujud, asas-asas, sistem, macam pembagian, sumber-sumber, perkembangan, fungsi dan kedudukan hukum di dalam masyarakat. Ilmu hukum sebagai ilmu yang mempunyai objek hukum menelaah hukum sebagai suatu gejala atau fenomena kehidupan manusia dimanapun didunia ini dari masa kapanpun. Seorang yang berkeinginan mengetahui hukum secara mendalam sangat perlu mempelajari hukum itu dari lahir, tumbuh dan berkembangnya dari masa ke masa sehingga sejarah hukum besar perannya dalam hal tersebut.


b.      Objek Ilmu Hukum
Objek hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum. Objek hukum dapat berupa benda atau barang ataupun hak yang dapat dimiliki serta bernilai ekonomis.
Jenis objek hukum berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni:

1.    Benda Bergerak
Adalah suatu benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba, dirasakan dengan panca indera, terdiri dari benda berubah / berwujud.

2.    Benda Tidak Bergerak
Adalah suatu benda yang dirasakan oleh panca indera saja (tidak dapat dilihat) dan kemudian dapat direalisasikan menjadi suatu kenyataan, contohnya merk perusahaan, paten, dan ciptaan musik/lagu.


c.       Sejarah Ilmu Hukum
Pada hakekatnya perkembangan ilmu hukum di dunia, berawal dan berlangsung tidak terlepas dari eksistensi kehidupan manusia itu sendiri. tidak mengherankan ketika individu-individu dalam suatu kelompok masyarakat selalu berkeinginan untuk hidup bermasyarakat dan dengan sifat ketergantungan baik antara individu, yang satu dengan yang lain maupun antara kelompok dengan individu dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.

Sifat-sifat keinginan manusia untuk bermasyarakat dimana, sebagai mahkluk sosial yang saling membutuhkan (Zoon Politicon) yang bersifat alamiah, sebagaimana di utarakan oleh Aristoteles dimana pemikir sosiolog ini, objektive dan realistic dalam membangun teorinya secara empirik.
Berangkat dari perilaku dan sifat-sifat manusia di atas, penulis berpendapat bahwa hal tersebut tetap tidak terhindar dari nalurih kekuasaan dan keserakahan dari individu atau kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, dengan tujuan superiotitas atau mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi derajatnya dalam lingkungan kehidupan masyarakat kekuasaannya.
Agar terhindar dari benturan kepentingan dan sifat keserahkahan manusia atau kelompok untuk berkuasa, sebagaimana dalam Adigium yang di kembangkan oleh Thomas Hobbes yang sangat terkenal seperti Homo Hommini Lupus, (manusia yang satu adalah serigala bagi manusia yang lainnya) tentu di butuhkan sebuah perangkat (Hukum) untuk mengimbangi dan menjamin hak-hak fundamental yang di miliki oleh setiap orang agar tidak dapat di langgar atau di tindas oleh pihak yang berkuasa.


d.      Manfaat Ilmu Hukum
(a)        Menguasai Hukum Indonesia;
(b)        Menguasai dasar-dasar ilmiah dan dasar-dasar kemahiran kerja untuk mengembangkan Hukum dan Ilmu Hukum serta mampu mengikuti perkembangan Hukum dan Ilmu Hukum;
(c)        Mengenal dan peka akan masalah-masalah keadilan dan masalah-masalah kemasyarakatan;
(d)       Mampu menganalisis masalah-masalah hukum dalam masyarakat
(e)        Mampu menggunakan Hukum dan Ilmu Hukum sebagai sarana untuk memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan dengan arif dan bijaksana dan tetap berdasarkan pada prinsip-prinsip hukum.

e.       Hubungan  Ilmu Hukum Dengan Ilmu Sosial Lainnya
Ilmu hukum sebagai bagian dari ilmu sosial yang memfokuskan objek kajiannya pada masyarakat, kita pahami merupakan suatu sistem sosial, sehingga mempunyai banyak segi. Sehingga tidak tepat jika hanya memahami hukum sebagai satu bentuk peraturan perundang-undangan saja. Lebih dari itu, hukum di pandang dari ilmu sosialnya adalah suatu gejala sosial yang nyata lahir dari realita dalam kehidupan bermasyarakat. Hukum di pandang sebagai suatu gejala yang nyata merupakan perwujudan dari kebutuhan masyarakat akan suatu ketertiban dan keteraturan dalam pergaulan hidup masyarakat. Hukum selain dipandang sebagai alat untuk mengendalikan masyarakat (control social), hukum juga berfungsi sebagai alat perubahan dan sebagai alat untuk mencapai keadilan substansial. Hukum sebagai suatu tatanan tertib sosial mempunyai banyak dimensi sehingga hokum juga harus dikaji dalam tataran empiriknya. Karena ciri hokum tidak dapat dipahami tanpa ada kajian empiric mengenai hubungan-hubungan ketergantungan antara aspek-aspek ketertiban hokum yang bervariasi yang mengarahkan kepada kecenderungan ciri hukum tertentu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar